Geografis dan Sejarah Singkat
Maroko adalah salah satu dari 22 Negara Arab yang tergabung dalam Organisasi Liga Arab yang bermarkas di Cairo, Mesir. Negara ini terletak persis di ujung utara benua Afrika dan berbatasan di sebelah utara dengan laut tengah, sebelah timur dengan aljazair, sebelah selatan dengan Mauritania dan sebelah barat dengan Samudera Atlantik. Letak Maroko yang sangat strategis di perairan Samudera Atlantik dan Laut Tengah menyebabkan Negara ini menjadi incaran kaum imperialis barat.
Walaupun letak Maroko di benua Afrika, alamnya tak jauh berbeda dengan wilayah asia yang subur, hijau dan terdapat perngairan di mana-mana. Sehingga tak jarang pelancong dari manca negara tercengang melihat kesuburan tanah Maroko yang dipenuhi dengan pepohonan dan penghijauan di segenap wilayah. Pemerintah Maroko juga memberikan perhatian yang cukup besar terhadap usaha penghijauan wilayah. Bahkan boleh dikatakan, di antara Negara-negara Arab dan Afrika, Maroko termasuk Negara pertanian terkemuka dan unggul.
Menurut sejarah, sebelum bangsa Arab masuk dan membawa Islam di bawah pimpinan Uqbah bin Nafi’ pada pertengahan abad pertama hijriyah, Suku Barbar sudah berada di Maroko yang kemudian terbagi menjadi tiga suku, yaitu: Amazigh, Syilha dan Rifi. Ketiga suku ini memiliki bahasa dan dialek tersendiri dan diakui oleh pemerintah Maroko.
Dilihat dari urutan sejarah di atas, dapat diambil kesimpulan, bahwa rakyat Maroko merupakan perpaduan berbagai suku yang intinya ada dua, yaitu Suku Barbar dan Suku Arab. Suku Barbar kebanyakan mendiami wilayah bagian selatan (Marrakech, Agadir, Ouarzazat dan sekitarnya), dan sebagian lagi di utara (Tetouan, Nador dan sekitarnya).
Kata “Maroko” berasal dari “Marrakech” yaitu nama salah satu kota di selatan Maroko. Dalam bahasa Arab, Maroko disebut dengan al-maghrib yang artinya “wilayah bagian barat atau tempat terbenam matahari, sedangkan al-maghrib al ‘arabi adalah kaukus Negara-negara afrika bagian utara yang terdiri dari aljazair, Tunisia, libya, Mauritania dan Maroko. Kelima Negara tersebut telah membentuk persatuan magrib arabi (Union du magebeinne arabe {UMA}).
Maroko mempunyai empat ibu kota: Rabat, ibu kota adminitrasi, Casablanca, ibu kota perdagangan dan perindustrian, Marrakech, ibu kota wisata dan Fes, ibu kota budaya dan ilmu pengetahuan.
Mayoritas rakyat Maroko (99%) memeluk agama Islam, selebihnya memeluk agama Yahudi dan Nasrani. Jumlah rakyat Maroko sekitar 30 juta jiwa. Bahasa resmi Negara adalah bahasa Arab, sedangkan bahasa keduanya adalah bahasa Perancis, Spanyol dan Barbar. Walaupun bahasa Perancis merupakan bahasa kedua, namun penggunaannya, baik di bidang administrasi Negara maupun sebagai bahasa pengantar pendidikan, kadangkala melebihi bahasa resmi, yaitu bahasa Arab.
Sistem pemerintahan
Pemerintahan Maroko menganut sistem monarki konstitusional. Tahta kerajaan merupakan warisan turun temurun yang dipegang oleh Dinasti Alwiyah. Raja sebagai Kepala Negara diba’iat sebagaimana layaknya system khilafah dan diberi gelar Amirul Mukminin yang mengisyaratkan sebagai pemimpin umat Islam di Maroko. Roda pemerintahan dijalankan oleh Kabinet yang dipimpin oleh Perdana Menteri yang diangkat oleh raja. Maroko mempunyai parlemen yang terdiri dari majelis rendah yang dipilih melalui pemilihan secara langsung dan majelis tinggi yang dipilih secara tidak langsung.
Sumber : http://www.ppimaroko.org/
Maroko adalah salah satu dari 22 Negara Arab yang tergabung dalam Organisasi Liga Arab yang bermarkas di Cairo, Mesir. Negara ini terletak persis di ujung utara benua Afrika dan berbatasan di sebelah utara dengan laut tengah, sebelah timur dengan aljazair, sebelah selatan dengan Mauritania dan sebelah barat dengan Samudera Atlantik. Letak Maroko yang sangat strategis di perairan Samudera Atlantik dan Laut Tengah menyebabkan Negara ini menjadi incaran kaum imperialis barat.
Walaupun letak Maroko di benua Afrika, alamnya tak jauh berbeda dengan wilayah asia yang subur, hijau dan terdapat perngairan di mana-mana. Sehingga tak jarang pelancong dari manca negara tercengang melihat kesuburan tanah Maroko yang dipenuhi dengan pepohonan dan penghijauan di segenap wilayah. Pemerintah Maroko juga memberikan perhatian yang cukup besar terhadap usaha penghijauan wilayah. Bahkan boleh dikatakan, di antara Negara-negara Arab dan Afrika, Maroko termasuk Negara pertanian terkemuka dan unggul.
Menurut sejarah, sebelum bangsa Arab masuk dan membawa Islam di bawah pimpinan Uqbah bin Nafi’ pada pertengahan abad pertama hijriyah, Suku Barbar sudah berada di Maroko yang kemudian terbagi menjadi tiga suku, yaitu: Amazigh, Syilha dan Rifi. Ketiga suku ini memiliki bahasa dan dialek tersendiri dan diakui oleh pemerintah Maroko.
Dilihat dari urutan sejarah di atas, dapat diambil kesimpulan, bahwa rakyat Maroko merupakan perpaduan berbagai suku yang intinya ada dua, yaitu Suku Barbar dan Suku Arab. Suku Barbar kebanyakan mendiami wilayah bagian selatan (Marrakech, Agadir, Ouarzazat dan sekitarnya), dan sebagian lagi di utara (Tetouan, Nador dan sekitarnya).
Kata “Maroko” berasal dari “Marrakech” yaitu nama salah satu kota di selatan Maroko. Dalam bahasa Arab, Maroko disebut dengan al-maghrib yang artinya “wilayah bagian barat atau tempat terbenam matahari, sedangkan al-maghrib al ‘arabi adalah kaukus Negara-negara afrika bagian utara yang terdiri dari aljazair, Tunisia, libya, Mauritania dan Maroko. Kelima Negara tersebut telah membentuk persatuan magrib arabi (Union du magebeinne arabe {UMA}).
Maroko mempunyai empat ibu kota: Rabat, ibu kota adminitrasi, Casablanca, ibu kota perdagangan dan perindustrian, Marrakech, ibu kota wisata dan Fes, ibu kota budaya dan ilmu pengetahuan.
Mayoritas rakyat Maroko (99%) memeluk agama Islam, selebihnya memeluk agama Yahudi dan Nasrani. Jumlah rakyat Maroko sekitar 30 juta jiwa. Bahasa resmi Negara adalah bahasa Arab, sedangkan bahasa keduanya adalah bahasa Perancis, Spanyol dan Barbar. Walaupun bahasa Perancis merupakan bahasa kedua, namun penggunaannya, baik di bidang administrasi Negara maupun sebagai bahasa pengantar pendidikan, kadangkala melebihi bahasa resmi, yaitu bahasa Arab.
Sistem pemerintahan
Pemerintahan Maroko menganut sistem monarki konstitusional. Tahta kerajaan merupakan warisan turun temurun yang dipegang oleh Dinasti Alwiyah. Raja sebagai Kepala Negara diba’iat sebagaimana layaknya system khilafah dan diberi gelar Amirul Mukminin yang mengisyaratkan sebagai pemimpin umat Islam di Maroko. Roda pemerintahan dijalankan oleh Kabinet yang dipimpin oleh Perdana Menteri yang diangkat oleh raja. Maroko mempunyai parlemen yang terdiri dari majelis rendah yang dipilih melalui pemilihan secara langsung dan majelis tinggi yang dipilih secara tidak langsung.
Sumber : http://www.ppimaroko.org/
0 komentar:
Posting Komentar