Kamis, 09 Februari 2012

Salju di Maroko

Salju di Oukeimeden
Tidak aku sangka bahwa di Maroko ada salju. Anggapan itu muncul karena Maroko terletak di benua Afrika yang umumnya dikenal dengan daerah yang panas dan gersang. Ternyata anggapan itu salah.

Tempat wisata di Maroko pada musim dingin yang acapkali dikunjungi oleh wisatawan ada dua. Pertama, Oukaimeden. Sebuah daerah pegunungan yang terletak di kota Marakech. Kedua, Ifrane. Kota kecil yang baru dibangun tahun 1930 M. Orang-orang Maroko menyebutnya sebagai Swiss-nya Maroko, karena arsitektur perumahannya seperti rumah-rumah di Eropa. Yakni berbentuk runcing dan memakai genteng. Sedangkan perumahan kota-kota lain di Maroko berarsitektur kotak-kotak (flat) tak menggunakan genteng.
Puncak salju Oukeimeden
Masing-masing dari kedua tempat wisata tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan. Sesuatu yang tidak ditemukan di Ifrane adalah kereta gantung. Kereta ini hanya didapatkan di Oukaimeden. Jadi, pelancong yang ingin merasakan naik kereta gantung di atas hamparan salju dipersilahkan memilih Oukaimeden.

Sedangkan bagi turis yang ingin menikmati keindahan kota-kota layaknya di Eropa dianjurkan memilih kota Ifrane. Sebuah kota kecil yang tenang nan cantik dilengkapi dengan pepohonan ala Eropa dan taman-taman yang bersahaja. Inilah yang tidak dimiliki oleh Oukaimeden. Oukaimeden hanya pegunungan yang bersalju dan sedikit perumahan khas maroko (flat) layaknya rumah-rumah kebanyakan di negara-negara Arab.

Resort tele Ski di Michlifen
Ketika wisatawan di musim dingin mengunjungi kota Ifrane disayangkan jika tidak mampir ke daerah Mischliffen dan hutan Cedres. Kedua tempat itu terletak tidak jauh dari kota Ifrane. Tepatnya di selatan 
Ifrane. Di kedua tempat tadi pelancong di musim dingin dimanjakan dengan lautan salju dan pohon-pohon cemara yang berselimut putihnya salju. Mereka juga bisa berselancar-ria di kaki bukit-bukit salju. 

Masih banyak daerah bersalju di Maroko ketika musim dingin tiba. Seperti daerah pegunungan Atlas dan dataran-dataran tinggi lainnya. Biasanya salju mulai turun di akhir bulan Januari dan awal Februari.

Inilah keistimewaan wisata di kerajaan Maroko. Di negara ini wisatawan disamping dimanjakan dengan lautan pasir sahara. Mereka juga dimanjakan dengan lautan salju. Di musim semi, wisatawan dimanjakan dengan bunga-bunga yang merekah. Sedangkan di musim panas, mereka dapat melancong ke daerah pantai, seperti Tanger, Tetouan dan Agadir.

Di musim panas, bagi yang mempunyai hafalan Quran disarankan untuk tidak pergi ke daerah-daerah wisata pantai. Karena tidak sedikit turis domestik maupun asing berjemur di sana. Ironisnya, kata teman saya yang sudah lama di Maroko menceritakan pengalamannya, “Saya pernah lihat gadis pakai bikini, eh ibunya di sampingnya memakai kerudung”.

Di Maroko jika musim panas tiba, mesti kuat-kuat iman dan jaga pandangan. Pasalnya tidak sedikit di jalanan kita melihat aurat-aurat yang terbuka bebas dan ketat.

Disarikan dari : alvianiqbal.wordpress.com

Merah Putih di Tanah Bersalju


Wah... sekarang tema status dan foto teman-teman di Facebook semuanya lagi bersalju ria di Maroko.. kalo ga di Michlifen, Ifrane ya di Oukeimeden... Di saat salju menjadi musibah di Eropa, Salju malah membawa berkah di Maroko... mensyukuri apa adanya.. :)


Pejuang Indonesia yang sedang belajar di Maroko mengibarkan Merah Putih

Terik Matahari dan Dinginnya salju tidak sampai ke kulit demi mengibarkan merah putih ku

Merenungi betapa indahnya ciptaan yang Maha Besar
Menjajal Ski untuk pertama kali pada 2009

Rabu, 01 Februari 2012

Pesona Pasar Malam Jemaa el Fna di Marrakech

Tiap kali matahari terbenam di sore hari, sebuah dapur terbuka raksasa mengepulkan wangi berbagai masakan dari Jemaa El Fna, yang terletak di Kota Marrakech. Pasar malam ini menjadi destinasi wajib bagi Anda yang berlibur ke negara Maroko, Afrika Utara.

Tak ada yang bisa menghindari wangi berbagai masakan di pasar malam Marrakech. Wangi rempah dan daging panggang seakan menghipnotis para turis untuk mencicipi masakan Maroko yang kaya rasa. Tiap lapak punya jenis masakan yang berbeda. Mulai dari makanan pembuka seperti siput dengan bumbu pedas, makanan utama seperti domba panggang bumbu rempah, hingga sandwich dengan porsi besar.

Berdasarkan situs traveldk.com yang dikunjungi detikTravel pada Jumat (27/1/2012), masakan paling terkenal di sini adalah domba dan ayam panggang yang disajikan dengan semangkuk sup hangat. Selain itu ada pula sosis pedas atau ikan bakar rempah yang disajikan dengan semangkuk buncis panggang. Bahan-bahan segar ini langsung dimasak di hadapan Anda, menggunakan berbagai rempah dan bumbu yang terkadang tidak Anda ketahui jenisnya!

Tak perlu khawatir jika tak bisa berbahasa Arab. Berkelilinglah untuk melihat-lihat menu dari tiap stall, lalu duduk di bangku terdekat dengan stall yang diinginkan. Cukup tunjuk saja jenis makanan. Tak perlu khawatir akan harga, karena biasanya sudah tercantum dalam gambar dan harganya pun cenderung murah.

Daya magis yang kuat terpancar dari pasar malam ini. Betapa tidak, di sekelilingnya Anda akan mendapati para peramal, pendongeng, hingga penari tradisional yang beraksi untuk menghibur para pengunjung. Beberapa pendongeng biasanya membuka lapak yang sedikit besar untuk mempraktekkan cerita tentang pahlawan-pahlawan Islam. Para musisi jalanan berpakaian khas Maroko, bernyanyi sambil bergumam nada-nada musik khas Maroko.

Jika malam telah larut, Anda bisa menyaksikan pertunjukkan para penari transgender, yaitu beberapa pria berpakaian wanita yang menari dengan lincah! Mereka menggunakan penutup muka (cadar) dan meliukkan badan seiring irama musik yang keluar dari pengeras suara.

Selain makanan dan hiburan, di sini Anda juga bisa mendapati para penjual rempah, buah-buahan kering, hingga Majoun. Majoun adalah daun ganja asli Maroko yang diproses menjadi selai atau kue. Makanan ini tak pelak menimbulkan halusinasi, walaupun pengaruhnya tak sebesar ganja pada umumnya.

Jika tiba di sore hari, Anda bisa mencoba jasa tato henna yang ditawarkan oleh beberapa perempuan Maroko. Tato ini bisa bertahan lebih dari satu minggu, dan Anda bisa memilih sendiri desain tatonya berdasarkan buku. Saat matahari terbenam, tempat yang paling tepat untuk menikmati pancaran sinar keemasan adalah dari teras atas Cafe Glacier. Kafe ini berada di sebelah selatan Jemaa El Fna.

Jika lidah Anda tidak cocok dengan masakan kaya rempah khas Maroko, jangan kuatir, Anda bisa memesan berbagai masakan di Terrasses de l'Alhambra. Restoran ini menyajikan salad, pizza, dan berbagai jenis pasta.

Walaupun Marrakech memiliki tingkat kriminalitas yang rendah, namun Anda harus tetap berhati-hati ketika berada di kawasan pasar malam. Banyak kejadian pencurian di tempat ini, karena pengunjung yang silih berganti. Yang perlu Anda lakukan adalah memastikan barang-barang berharga disimpan di tempat yang aman, lalu nikmatilah pasar malam ala Maroko yang memesona!

Sumber : DetikTravel

Berbelanja di Souq Oudaya, Rabat

Tidak perlu visa bagi WNI untuk tinggal di Maroko selama 3 bulan. Hal  ini bisa menjadi pertimbangan untuk jalan-jalan di Negeri Matahari terbenam yang bernama Maroko ini, atau Morocco dalam bahasa inggris, dan Maroc dalam ejaan prancis atau al-Maghribi dalam bahasa arab.

Dari Jakarta, ke Maroko bisa ditempuh dengan menggunakan pesawat Emirat Airwasy, atau Ettihad Airwasy dan bisa juga dengan Qatar Airways. Dengan 889 USD  untuk PP, namun harga itu bisa bertambah jikalau sedang musim panas tiba.

Anda ke Maroko bisa mengunjungi ke berbagai kota yang menakjubkan. Bila anda suka berbelanja, di Ibukota Rabat terdapat sebuah pasar tradisional yang bernama Souq Oudaya tepat di tengah kota lama Rabat seperti jaket dan tas kulit, permadani, serta suvenir dari kuningan dan tembaga bisa didapatkan disini.
 
Menuju Medina dapat dilakukan dengan menggunakan taksi dengan tarif sekitar 10 dirham atau 10 ribu rupiah dari pusat kota Rabat. Atau anda  juga bisa berjalan kaki sambil menikmati keindahan kota Rabat.
Taksi yang identik dengan warna biru dan dinamai Petit Taxi, atau taksi kecil ini hanya boleh mengangkut maksimal 3 orang penumpang.

Jangan bayangkan nyamannya taksi dengan AC, karena taksi di Maroko tidak menggunakan AC. Untungnya, udara Maroko dikala musim dingin dan musim semi tidaklah sepanas di Indonesia .

Mungkin bisa dibayangkan, naik taksi di Maroko lebih mirip dengan naik bajaj, karena pengemudinya suka berkelok-kelok mencari celah diantara mobil-mobil di jalan.

Meski demikian, cantiknya pemandangan menuju kota Rabat bisa membuat anda lupa betapa tidak nyamannya taksi di negeri ini.

Dengan jalanan yang sedikit lebar tapi belum mampu menampung bayaknya kendaraan, tembok-tembok benteng tinggi berwarna crème yang mengelilingi kota Rabat menandakan dengan Medina.

 “Madam, madam..”, begitu banyak tawaran dalam bahasa Perancis yang ditawarkan para pedagang begitu sampai di dalam pasar Oudaya. 

Penduduk di Rabat dan Maroko pada umumnya tidak fasih berbahasa Inggris. Inilah salah satu kendala yang yang sering dihadapi oleh para turis asing. Petugas imigrasi bertanya dan bahkan menjawab pertanyaan sering dengan bahasa Perancis dan Arab.

Untuk mensiasatinya, anda bisa minta untuk di temani dengan Mahasiswa Indonesia yang sudah lama tinggal di Maroko. Dan ini agar bisa membantu dan menjadikan anda nyaman dalam berbelanja.

Jadi tips pertama sebelum ke Maroko, anda bisa mencari kenalan mahasiswa Indonesia yang sudah lama tinggal di Maroko.

Di pasar ini juga dijual berbagai macam jaket kulit. Harga satu jaket kulit berkisar antara 500 ribu hingga 2 juta rupiah. Sementara sandal kulit harganya sekitar 60 ribu. dan Pusat pembuatan jaket kulit ada di kota Fes sekitar 200 Km ke arah timur Rabat.

“Kulit ini tahan api dan air dan Garansi seumur hidup”, kata seorang penjual. Karena namanya pasar, jangan ragu untuk menawar.

Selain kulit, Maroko juga terkenal dengan karpet dan permadani warna-warni yang kabarnya di rajut oleh penduduk Maroko di Sahara. Berbagai bentuk dan corak dapat Anda temukan dengan harga mulai dari 500 ribu rupiah.

Parfum beraroma beragam bunga juga banyak dijual di pasar tradisional dengan harga mulai dari 80 ribu rupiah.

Selain asyik untuk berbelanja, di dekat pasar Oudaya juga terdapat Qasbah de Oudaya atau benteng peninggalan kerajaan yang masih utuh sampai sekarang yang berada di muara sungai Bouregreg dan di tepi pantai Oudaya.

Sangat menyejukkan untuk sekedar duduk dan mengagumi keindahan di dalam benteng ini, dengan menikmati secangkir teh mint menunggu matahari terbenam.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Lady Gaga, Salman Khan