Tidak perlu visa bagi WNI untuk tinggal di Maroko selama 3 bulan. Hal ini bisa menjadi pertimbangan untuk jalan-jalan di Negeri Matahari terbenam yang bernama Maroko ini, atau Morocco dalam bahasa inggris, dan Maroc dalam ejaan prancis atau al-Maghribi dalam bahasa arab.
Dari Jakarta, ke Maroko bisa ditempuh dengan menggunakan pesawat Emirat Airwasy, atau Ettihad Airwasy dan bisa juga dengan Qatar Airways. Dengan 889 USD untuk PP, namun harga itu bisa bertambah jikalau sedang musim panas tiba.
Anda ke Maroko bisa mengunjungi ke berbagai kota yang menakjubkan. Bila anda suka berbelanja, di Ibukota Rabat terdapat sebuah pasar tradisional yang bernama Souq Oudaya tepat di tengah kota lama Rabat seperti jaket dan tas kulit, permadani, serta suvenir dari kuningan dan tembaga bisa didapatkan disini.
Menuju Medina dapat dilakukan dengan menggunakan taksi dengan tarif sekitar 10 dirham atau 10 ribu rupiah dari pusat kota Rabat. Atau anda juga bisa berjalan kaki sambil menikmati keindahan kota Rabat.
Taksi yang identik dengan warna biru dan dinamai Petit Taxi, atau taksi kecil ini hanya boleh mengangkut maksimal 3 orang penumpang.
Jangan bayangkan nyamannya taksi dengan AC, karena taksi di Maroko tidak menggunakan AC. Untungnya, udara Maroko dikala musim dingin dan musim semi tidaklah sepanas di Indonesia .
Mungkin bisa dibayangkan, naik taksi di Maroko lebih mirip dengan naik bajaj, karena pengemudinya suka berkelok-kelok mencari celah diantara mobil-mobil di jalan.
Meski demikian, cantiknya pemandangan menuju kota Rabat bisa membuat anda lupa betapa tidak nyamannya taksi di negeri ini.
Dengan jalanan yang sedikit lebar tapi belum mampu menampung bayaknya kendaraan, tembok-tembok benteng tinggi berwarna crème yang mengelilingi kota Rabat menandakan dengan Medina.
“Madam, madam..”, begitu banyak tawaran dalam bahasa Perancis yang ditawarkan para pedagang begitu sampai di dalam pasar Oudaya.
Penduduk di Rabat dan Maroko pada umumnya tidak fasih berbahasa Inggris. Inilah salah satu kendala yang yang sering dihadapi oleh para turis asing. Petugas imigrasi bertanya dan bahkan menjawab pertanyaan sering dengan bahasa Perancis dan Arab.
Untuk mensiasatinya, anda bisa minta untuk di temani dengan Mahasiswa Indonesia yang sudah lama tinggal di Maroko. Dan ini agar bisa membantu dan menjadikan anda nyaman dalam berbelanja.
Jadi tips pertama sebelum ke Maroko, anda bisa mencari kenalan mahasiswa Indonesia yang sudah lama tinggal di Maroko.
Di pasar ini juga dijual berbagai macam jaket kulit. Harga satu jaket kulit berkisar antara 500 ribu hingga 2 juta rupiah. Sementara sandal kulit harganya sekitar 60 ribu. dan Pusat pembuatan jaket kulit ada di kota Fes sekitar 200 Km ke arah timur Rabat.
“Kulit ini tahan api dan air dan Garansi seumur hidup”, kata seorang penjual. Karena namanya pasar, jangan ragu untuk menawar.
Selain kulit, Maroko juga terkenal dengan karpet dan permadani warna-warni yang kabarnya di rajut oleh penduduk Maroko di Sahara. Berbagai bentuk dan corak dapat Anda temukan dengan harga mulai dari 500 ribu rupiah.
Parfum beraroma beragam bunga juga banyak dijual di pasar tradisional dengan harga mulai dari 80 ribu rupiah.
Selain asyik untuk berbelanja, di dekat pasar Oudaya juga terdapat Qasbah de Oudaya atau benteng peninggalan kerajaan yang masih utuh sampai sekarang yang berada di muara sungai Bouregreg dan di tepi pantai Oudaya.
Sangat menyejukkan untuk sekedar duduk dan mengagumi keindahan di dalam benteng ini, dengan menikmati secangkir teh mint menunggu matahari terbenam.